1.Teori Ekonomi mikro
Teori ekonomi mikro ini dikembangkan
oleh beberapa ahli diantaranya Adam Smith yang mengembangkan suatu doktrin
pertumbuhan ekonomi yang didasakan atas prinsip bahwa manusia dalam segala
tindakanya didorong oleh kepentinganya sendiri. Jeremy Bentham mengemukakan
bahwa manusia adalah makluk yang mempertimbangkan untung rugi dalam segala
tindakanya yang kemudian disempurnakan oleh Alfred Marshall menjadi teori yang sekarang dikenal dengan
teori kepuasan modern. Menurut teori ini setiap konsumen akan berusaha
mendapakan kepuasan maksimal, dan konsumen akan meneruskan pembeliannya
terhadap suatu produk bila ia mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang
telah dikonsumsinya, dimana kepuasan yang didapakan sebanding atau lebih besar
dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk
beberapa produk lain melalui perhitungan yang cermat terhadap konsekuensi
pembelian.
Teori ini umumnya ditolak karena
kenyataanya tidak ada orang yang sebelum membeli barang tertentu terlebih
dahulu menghitung teliti marginal utility barang tersebut dan membandingkanya
dengan marginal utility dengan barang lain. Teori ini hanya memasukkan faktor
ekonomi sebgai variabel pembentuk perilaku sedangkan faktor-faktor lain yang
sebenarnya turut membentuk perilaku tidak dimasukkan dalam teori ini.
2. Teori Psikologis
Teori psikologi mendasarkan diri pada
faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan dan keadaan lingkungan. Perilaku manusia sangat komplek
karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung. Model dasar dalam
mempelajari manusia dapat digambarkan sebagai berikut:
Stimuli yang dapat ditangkap dengan
panca indaria merupakan input yang akan diproses oleh proses mental sehingga
menghasilkan output berupa perilaku. Proses mental merupakan sebuh proses yang
sangat komplek sehingga sulit digambarkan oleh karenanya sering disebut sebagai
black box.
Beberapa teori yang dapat menjelaskan
penafsiran dan peramalan proses bejar konsumen adalah:
1) Stimulus Response Theory (Teori
rangsangan - tanggapan)
Menurut teori ini proses belajar
merupakan suatu tanggapan dari seseorang (binatang) terhadap suatu rangsangan
yang dihadapinya. Sebuah percobaan dilakukan terhadap seekor anjing dengan
memeberikan rangsangan. Jika anjing memberikan respon yang benar sesuai yang
dikehendaki makan diberi hadiah berupa daging, jika tangapan salah maka diberi
hukuman yaitu dipukul. Rangsangan tersebut diulang-ulang sampai mendapatkan
respon yang sama secara terus menerus. Akhirnya ketika muncul rangsangan yang
sama anjing tersebut memberikan respon yang sama meskipun tidak diberi hadiah.
Dengan demikian disini terdapat perilaku yang dipelajari (leanerd behavior).
Watson menerapkan teori ini pada bidang
periklanan. Ia berpendapat untuk mendapatkan tanggapan dari konsumen perlu
mengadakan iklan terus menerus agar; (1) konsumen tidak lupa, (2) memperkuat
tanggapan.
2) Cognitive Theory (Teori Kesadaran)
Teori S – R menyatakan bahwa perilaku
merupakan respon positif atau negatif, dan tidak ada variabel-variabel lain
yang turut mempengaruhinya. Dalam teori kesadaran proses belajar dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti:
1. sikap
2. keyakinan
3. pengalaman masa lalu
4. kesadaran mengenai bgm
memanfaatkan suatu keadaan untuk mencapai tujuan.
Teori kesadaran lebih menekankan pada
proses pemikiran seseorang yang sangat menentukan pola perilakunya.
3) Gestalt dan Field Theory (Teori
Bentuk dan Bidang)
Gestalt (Jerman) berarti pola, bentuk,
ujud. Teori ini memandang proses belajar dan perilaku scr keseluruhan. Teor i
ini didasarkan pada percobaan-2 yang membuktikan bhw rangsangan individual
diterima dan diartikan berdasarkan pengalaman masa lalu. Proses pengamatan,
pengalaman masa lalu, dan pengarahan tujuan merupakan variabel penentu
perilaku.
Kurt Lewin menyempurnakan gestalt
theory, ia mengemukakan field teory. Field teorymengemukakan bahwa perilaku scr
umum adalah hasil interaksi yang nampak antara individu dan lingkungan
psikologis. Lingkungan psikologis adalah bagian dari ruang hidup. Tekanan dari
teori ini adalah pentingnya interaksi manusia dgn ruang hidupnya, atu dgn
lingkungan psikologisnya yang dpt mempengaruhi perilaku dan memuaskan
kebutuhanya. Rangsangan akan diterjemahkan berdasarkan lingkungan psikologisnya.
Misalnya dalam iklan obat aktor iklan berpakaian putih (seperti pakaian dokter) maka seseorang akan
cenderung menterjemahkan bahwa aktornya adalah seorang dokter.
3. Teori Sosiologi
Teori ini disebut juga psikologi sosial.
Teori ini menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-individu
yang dikaitkan dgn perilaku mereka, jadi lebih mengutamakan perilaku kelompok.
Teori ini memandang manusia sebagai social animal yang menyesuaikan diri dengan
bentuk kultur lingkungan hidupnya. Keinginan dan perilaku seseorang sebagian
besar ditentukan oleh lingkungan sosial dimana seseorang menjadi anggotanya.
Teori sosiologis mengarahkan analisa perilaku pada kegiatan-kegiatan dalam
kelompok seperti keluarga, teman sekerja, dan sebagainya.
4. Teori Antropologi
Teori ini menekankan bahwa sikap dan
perilaku manusia dipengaruhi berbagai kelompok masyarakan yg besar spt; kultur,
subkultur, dan kelas sosial. Faktor-faktor tersebut memainkan peranan yang amat
penting dalam pembentukan sikap dan menentukan nilai-nilai yang akan dianut
dimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilakunya.
sumber : A. Sutisna, Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran, Rosdakarya, Bandung, 2002
wikipedia.com
Peter, J. Paul dan Olson, Jerry C. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Alihbahasa Damos Sihombing, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999
Peter, J. Paul dan Olson, Jerry C. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Alihbahasa Damos Sihombing, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999
No comments:
Post a Comment