A. Kebutuhan Konsumen
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau
pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam
diri. Apabila konsumen kebutuhannya tidak terpenuhi ia akan menunjukkan
perilaku kecewa, tetapi sebaliknya bila kebutuhannya terpenuhi konsumen akan
memperlihatkan perilaku gembira sebagai manifestasi rasa puasnya.
B. Kebutuhan Konsumen menurut Abraham Maslow
Maslow berpendapat bahwa kebutuhan yang diinginkan seseorang
tersebut berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi,
kebutuhan tingkat terpenuhi akan muncul menjadi yang utama. Inti teori Maslow
ialah bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki. Tingkat kebutuhan
yang paling rendah ialah kebutuhan fisiologis dan tingkat yang tertinggi ialah
kebutuhan akan perwujudan diri. Kebutuhan tersebut didefinisikan sebagai
berikut:
a. Fisiologis: kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal,
dan bebas dari sakit.
b. Keselamatan dan Keamanan: kebutuhan akan kebebasan dari
ancaman, yakni aman dari ancaman kejadian atau lingkungan.
c. Rasa memiliki, sosial, dan cinta: kebutuhan akan teman,
afiliasi, interaksi, dan cinta.
d. Harga diri: kebutuhan akan penghargaan diri dan
penghargaan dari orang lain.
e. Perwujudan diri: kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri
dengan memaksimumkan penggunaan kemampuan, keahlian, dan potensi.
C. Kebutuhan Konsumen
menurut Mc Clelland
Kebutuhan yang dipelajari (learned needs) : melalui
kehidupan dalam suatu budaya, seseorang belajar tentang kebutuhan dengan
mempelajarinya. McClelland (dikutip Robbin & Judge, 2008) mengajukan tiga
kebutuhan yang dipelajari melalui kebudayaan, yaitu: BERPRESTASI, BERAFILIASI,
DAN BERKUASA.
Untuk mengukur perbedaan individual dalam kehidupan
berprestasi telah digunakan Test Apersepsi Tematis (TAT) ialah test proyektif
yang digunakan dalam riset McClelland untuk menentukan kebutuhan seseorang akan
prestasi, afiliasi, dan kekuasaan.
Jadi,dapat disimpulkan dari 3 kebutuhan yang depelajari
tersebut ialah:
·
Kebutuhan untuk berprestasi tinggi – Orang yang tergolong pada high achiever
harus diberikan pekerjaan yang menantang dengan sasaran akhir yang masih dapat
dicapai. Bagi mereka uang bukanlah suatu motivator yang penting, yang lebih
efektif adalah umpan balik atas apa yang telah mereka lakukan.
·
Kebutuhan untuk berafiliasi tinggi – Karyawan dengan kebutuhan afiliasi
yang tinggi membutuhkan lingkungan kerja yang dipenuhi dengan nuansa kerjasama
yang prima.
· Kebutuhan akan
kekuasaan – Manajemen harus menyediakan peluang untuk mengatur orang lain bagi
mereka yag mencari kekuasaan.
Sumber :
- Setiadi, Nugroho J. Dr., 2010. Perilaku Konsumen :
Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta :
Kencana.
http://izulblogs.blogspot.com/2010/04/teori-tiga-kebutuhan-david-mcclelland.html
No comments:
Post a Comment